Senin, 06 Desember 2010

AJARI II akan telusuri Sejarah Kebudayaan dan Peradaban sepanjang sisi Sungai Kapuas

Arung Sejarah Bahari (AJARI) II yang digelar Direktorat Geografi Sejarah, Departemen Kebudayaan dan Pariwisata (Depbudpar) kali ini akan mengadakan penelusuran sejarah kebudayaan dan peradaban di sepanjang sisi Sungai Kapuas di Kalimantan Barat (Kalbar).
AJARI II yang akan diikuti sekitar 100 peserta terdiri mahasiswa terbaik dari seluruh Indonesia dan pejabat di lingkungan Depbudpar dalam penyusuran di sepanjang sisi Sungai Kapuas pada 15-20 Juli 2007 tersebut juga mengadakan sejumlah kegiatan antara lain diskusi interaktif, presentasi, dan pegelaran seni budaya.
Direktur Geografi Sejarah Depbudpar, Endjat Djaenuderadjat dalam keterangan persnya di Jakarta, Senin (9/7) menyebutkan, kegiatan AJARI II dengan mengusung tema "Mengarungi Lautan, Menyusuri Sungai, Menguak Peradaban" dimaksudkan untuk menumbuhkembangkan jiwa dan semangat kebaharian khususnya di kalangan generasi muda serta meningkatkan kesadaran akan kemajemukan bangsa.
"Kegiatan itu juga digunakan sebagai forum silaturahmi dan diskusi bagi peserta dari berbagai wilayah di Indonesia dengan demikian diharapkan akan terbentuk sebuah jaringan masyarakat generasi muda maritim yang bersifat nasional," kata Endjat Djaenuderadjat seraya mengatakan selain itu kegiatan ini untuk mendorong perjalanan wisata bahari dalam program Ayo Tamasya Jelajahi Nusantara, Kenali Negerimu Cintai Negerimu.
AJARI II merupakan kegiatan arung atau menjelajah samudera luas serta sejarah yang bermakna kehidupan manusia di masa lampau. Sehingga kegiatan itu bermakna mengarungi lautan sejarah atau sejarah kehidupan manusia dalam suatu lingkup dan tingkat peradaban yang telah dicapainya.
Dikatakan, sejarah yang dimaksud di sini adalah suatu pengalaman yang dapat dipetik dari masa lampau agar kehidupan masa kini menjadi pelajaran yang lebih baik dan bekal bagi masa depan yang gemilang.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, lebih dari 80% teritorialnya merupakan laut, yang berfungsi sebagai pemersatu bangsa dalam konteks masyarakat multikultural.
Laut dengan segala potensi geografis dan historisnya menjadi faktor intergratif dalam proses menjadi Indonesia sebagai negara maritim. Meskipun sektor bahari sangat menonjol dalam kehidupan bangsa Indonesia, namun sesungguhnya hal itu tidak berdiri sendiri.
Dalam perkembangannya laut terkait dengan daratan atau pertanian dan industri dalam arti luas. Lahirnya kerajaan Sriwijaya yang berkembang pada Abad ke-6 berawal dari perpaduan antara potensi daratan dan lautan, yaitu dengan menggunakan suatu sistem yang oleh para sejarahwan dan antropolog disebut sebagai sistem persuangaian atau riverine system . (Humas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar